Saat artikel ini ditulis Indonesia sedang ramai memberitakan fenomena alam gerhana matahari yang akan terjadi pada 9 maret nanti.
Gerhana matahari tersebut dikabarkan hanya akan melintasi atau akan terlihat di Indonesia saja. Gerhana matahari tidak terjadi di semua wilayah Indonesia, tapi hanya di beberapa kota saja.
Titik atau kota yang terkena gerhana matahari adalah:
- Palembang
- Bangka Belitung
- Sampit
- Palangkaraya (Kalimantan Tengah)
- Balikpapan (Kalimantan Timur)
- Palu, Poso
- Luwuk (Sulawesi Tengah)
- Ternate dan Halmahera (Maluku Utara)
- Sulawesi Barat
- Bengkulu
- Jambi
- Kalimantan Barat
Sementara untuk Kota Padang, Jakarta, Bandung, Jakarta, Surabaya, Pontianak, Denpasar, Banjarmasin, Makassar, Kupang, Manado dan Ambon hanya bisa menyaksikan fenomena gerhana matahari sebagian saja.
Sebelum membahas amalan apa saja yang biasa dilakukan umat muslim saat terjadi gerhana. Mari kita bahas sedikit tentang gerhana matahari.
Arti dan maksud Gerhana
Seperti dikutik dari wikipedia, gerhana merupakan fenomena astronomi. Gerhana ini terjadi apabila sebuah benda angkasa bergerak ke dalam bayangan sebuah benda angkasa lain. Istilah ini umumnya digunakan untuk gerhana Matahari ketika posisi Bulan terletak di antara Bumi dan Matahari.
Sedankan terjadi gerhana bulan yaitu saat sebagian atau keseluruhan penampakan Bulan tertutup oleh bayangan Bumi. Namun, gerhana juga terjadi pada fenomena lain yang tidak berhubungan dengan Bumi atau Bulan, misalnya pada planet lain dan satelit yang dimiliki planet lain.
Di dalam agama Islam, umat Muslim yang mengetahui atau melihat terjadinya gerhana untuk segera melakukan sholat gerhana. Baik itu yang terjadi gerhana bulan ataupun matahari. Maka selayaknya segera melakukan salat kusuf (salat gerhana) dan beberapa amalan lainnya.
Amalan Ketika Terjadi Gerhana
Ketika terjadi gerhana matahari atau gerhana bulan, Rasulullah menganjurkan kepada umatnya untuk melakukan beberapa amalan.
Berikut amalan ketika terjadi gerhana
1. Melakukan Sholat sunnah
إِنَّهُمَا آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَصَلُّوا حَتَّى يُفْرَجَ عَنْكُمْ
Rasulullah bersabda:
“Keduanya adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah. Jika kalian melihat (gerhana) nya, maka dirikanlah shalat hingga menghilang gerhana itu dari kalian”, (HR Bukhari).
2. Berzikir, beristighfar (mohon ampun) dan berdoa
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ عَنْ بُرَيْدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَبِي مُوسَى قَالَ
خَسَفَتْ الشَّمْسُ فَقَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَزِعًا يَخْشَى أَنْ تَكُونَ السَّاعَةُ فَأَتَى الْمَسْجِدَ فَصَلَّى بِأَطْوَلِ قِيَامٍ وَرُكُوعٍ وَسُجُودٍ رَأَيْتُهُ قَطُّ يَفْعَلُهُ وَقَالَ هَذِهِ الْآيَاتُ الَّتِي يُرْسِلُ اللَّهُ لَا تَكُونُ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ وَلَكِنْ
{ يُخَوِّفُ اللَّهُ بِهِ عِبَادَهُ }
فَإِذَا رَأَيْتُمْ شَيْئًا مِنْ ذَلِكَ فَافْزَعُوا إِلَى ذِكْرِهِ وَدُعَائِهِ وَاسْتِغْفَارِهِ
Artinya:
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al ‘Ala berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Usamah dari Buraid bin ‘Abdullah dari Abu Burdah dari Abu Musa berkata:
“Ketika terjadi gerhana matahari, Nabi ﷺ berdiri dengan tergesa-gesa seolah akan terjadi hari kiamat. Beliau lantas mendatangi masjid dan solat dengan berdiri, rukuk dan sujud yang paling panjang, yang pernah aku lihat dari yang beliau pernah lakukan. Kemudian beliau bersabda: “Inilah dua tanda-tanda yang Allah kirimkan, ia tidak terjadi kerana hidup atau matinya seseorang, tetapi ‘(Dia, Allah mempertakuti hamba-hambaNya dengannya) ‘ (Qs. Az ZUmar: 16). Maka jika kalian melihat sesuatu padanya (gerhana), maka segeralah untuk mengingat Allah, berdoa dan minta ampunan.” (HR Bukhari – 999).
3. Berlindung daripada azab kubur
فَقَالَ إِنِّي قَدْ رَأَيْتُكُمْ تُفْتَنُونَ فِي الْقُبُورِ كَفِتْنَةِ الدَّجَّالِ قَالَتْ عَمْرَةُ فَسَمِعْتُ عَائِشَةَ تَقُولُ فَكُنْتُ أَسْمَعُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدَ ذَلِكَ يَتَعَوَّذُ مِنْ عَذَابِ النَّارِ وَعَذَابِ الْقَبْرِ
Akhirnya beliau bersabda:
“Sungguh, saya telah melihat bahwa kalian akan diuji di alam kubur nanti sebagaimana fitnah Dajjal.” Amrah berkat; Saya mendengar Aisyah berkata, “Setelah itu, saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam meminta perlindungan dari adzab neraka dan adzab kubur”, (HR Muslim-1056).
4. Bersedekah
حَدَّثَنَا الْقَعْنَبِيُّ عَنْ مَالِكٍ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لَا يُخْسَفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَكَبِّرُوا وَتَصَدَّقُوا
Telah menceritakan kepada kami Al Qa’nabi dari Malik dari Hisyam bin ‘Urwah dari ‘Urwah dari ‘Aisyah bahawa Nabi bersabda:
“Terjadinya gerhana matahari dan bulan bukanlah kerana mati atau hidupnya salah seorang, apabila kalian melihat hal itu, maka berdoalah kepada Allah ‘azza wajalla, bertakbirlah serta perbanyak sedekah.” (HR Abu Daud-1006).
5. Memerdekakan hamba
حَدَّثَنَا رَبِيعُ بْنُ يَحْيَى قَالَ حَدَّثَنَا زَائِدَةُ عَنْ هِشَامٍ عَنْ فَاطِمَةَ عَنْ أَسْمَاءَ قَالَتْ
لَقَدْ أَمَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْعَتَاقَةِ فِي كُسُوفِ الشَّمْسِ
Telah menceritakan kepada kami Rabi’ bin Yahya berkata, telah menceritakan kepada kami Za’idah dari Hisyam dari Fatimah dari Asma’ berkata:
“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah memerintahkan untuk membebaskan budak ketika terjadi gerhana matahari”, (HR Bukhari – 995).
6. Berdoa, takbir, tahmid dan tahlil
و حَدَّثَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ الْقَوَارِيرِيُّ حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ الْمُفَضَّلِ حَدَّثَنَا الْجُرَيْرِيُّ عَنْ أَبِي الْعَلَاءِ حَيَّانَ بْنِ عُمَيْرٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ سَمُرَةَ قَالَ
بَيْنَمَا أَنَا أَرْمِي بِأَسْهُمِي فِي حَيَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ انْكَسَفَتْ الشَّمْسُ فَنَبَذْتُهُنَّ وَقُلْتُ لَأَنْظُرَنَّ إِلَى مَا يَحْدُثُ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي انْكِسَافِ الشَّمْسِ الْيَوْمَ فَانْتَهَيْتُ إِلَيْهِ وَهُوَ رَافِعٌ يَدَيْهِ يَدْعُو وَيُكَبِّرُ وَيَحْمَدُ وَيُهَلِّلُ حَتَّى جُلِّيَ عَنْ الشَّمْسِ فَقَرَأَ سُورَتَيْنِ وَرَكَعَ رَكْعَتَيْنِ
Telah menceritakan kepadaku Ubaidullah bin Umar Al Qawariri telah menceritakan kepada kami Bisyr Al Mufadldlal telah menceritakan kepada kami Al Jurairi dari Abul Ala` Hayyan bin Umair dari Abdurrahman bin Samurah ia berkata;
“Pada suatu waktu di masa Rasulullah ﷺ ketika aku sedang bermain panah, tiba-tiba terjadi gerhana matahari. Lalu kulemparkan semua alat permainanku itu. Aku berkata; Aku akan melihat apakah gerangan yang dilakukan Rasulullah ﷺ bila terjadi gerhana matahari seperti itu. Setelah aku sampai ke tempat beliau, kudapati beliau sedang mengangkat tangannya berdoa, takbir, tahmid dan tahlil sampai matahari terang kembali. Beliau membaca dua surat dan solat dua rakaat.” (HR Muslim – 1519).
Tata Cara Sholat Gerhana
Adapun urutan atau tata cara shalat sunnah gerhana berikut tata caranya :
Berikut tata cara solat sunat khusuf (gerhana):
Membaca niat shalat gerhana :
Niat untuk shalat gerhana Bulan
أُصَلِّيْ سُنَّةَ لِخُسُوْفِ الْقَمَرِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى
“Ushallii Sunnatal Khusuufil-Qomari Rak’ataini Lillahi Ta’alaa”
Artinya :
“Saya niat (melaksanakan) shalat sunnah Gerhana Bulan dua rakaat karena Allah ta’ala”
Niat untuk gerhana Matahari
أُصَلِّيْ سُنَّةَ لِكُسُوْفِ الشَّمسِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى
“Ushallii Sunnatal Kusuufis-Syamsi Rak’ataini Lillahi Ta’alaa”
Artinya :
“Aku niat (melaksanakan) shalat sunnah Gerhana Matahari dua rakaat karena Allah ta’ala”
Tata cara sholat gerhana rakaat pertama
1. Takbiratul Ihram.
2. Membaca doa iftitah.
3. Membaca Ta`awudz. ( تعاوز )
4. Membaca surah al-Fatihah.
5. Membaca mana-mana surah, yang terlebih afdhal surah al-Baqarah.
6. Ruku’ dan membaca tasbih kira-kira membaca 100 kali.
7. Iktidal serta membaca surah al-Fatihah dan membaca surah ali-Imran atau mana-mana surah.
8. Ruku’ dangan membaca tasbih kira-kira membaca 90 kali.
9. Iktidal.
10. Sujud dan membaca tasbih.
11. Duduk antara 2 sujud.
12. Sujud kembali.
13. Berdiri ke rakaat kedua.
Tata cara sholat gerhana rakaat kedua
1. Membaca surah Al-Fatihah.
2. Membaca surah al-Nisa’ atau mana-mana surah.
3. Ruku’ dan membaca tasbih kira-kira membaca 70 ayat semasa ruku’.
4. Iktidal serta membaca surah al-Fatihah dan membaca surah al-Maidah atau mana-mana surah.
5. Ruku’ dangan membaca tasbih kira-kira membaca 50 ayat.
6. Iktidal.
7. Sujud dan membaca tasbih.
8. Duduk antara 2 sujud.
9. Sujud kembali.
10. Membaca tasyahud akhir.
11. Memberi salam.
Sholat sunat khusuf ini mempunyai dua kali ruku’ dan dua kali qiyam dalam setiap rakaat.
Apabila tidak mampu untuk membaca surat panjang seperti An Nisa, al Baqarah, Al Maidah dan lain-lain. silahkan membaca surat pendek atau surat yang dihapal dan biasa dibaca saat melaksanakan shalat sehari-hari.
Apabila shalat dilakukan secara berjamaah, sunnah untuk melakukan khutbah. Khutbahnya sama seperti Khutbah Sunat Istisqa’ (minta hujan) yaitu membaca:
اَسْتَغْفِرُ الله َ العَظِيْمَ الذي لاَ اله اِلاَّ هُوَ الحَيُّ القَـيُّومُ وَاَ تُوْبُ اِلَيْهِ
9 kali pada awal khutbah pertama dan 7 kali pada awal khutbah yang kedua.
Khutbah perlu menyuruh para jemaah bertaubat, bersedekah, berpuasa, mengingatkan manusia supaya tidak lalai. Jangan terlena dengan dunia dan sebagainya. Jika yang berjemaah itu semuanya perempuan, maka tidak perlu berkhutbah.
Bacaan ketika solat gerhana matahari maka imam membaca bacaan shalat secara perlahan sebagaimana ketika shalat dzuhur berjamaah seperti biasa. Sedangkan untuk gerhana bulan secara kuat atau lantang sebagaimana saat shalat Maghrib.
Kita pun dianjurkan agar memperbanyakkan menyebut istighfar memohon keampunan kepada Allah
اَسْتَغْفِرُ الله َ العَظِيْمَ الذي لاَ اِلَـٰهَ اِلاَّ هُوَ الحَيُّ القَـيُّومُ وَاَ تُوْبُ اِلَيْهِ
اَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ لِى وَلِوَالِدَيَّ وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الاَحْياَءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَات
Doa yang biasa dibaca semasa khutbah atau selepas shalat sunat gerhana ialah :
اللّهُمَّ إِنَّا نَسْتَغْفِرُكَ إِنَّكَ غَفَّارًا فَأَرْسِلِ السَّمَآءَ عَلَيْنَا مِدْرَارًا اللّهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُبِكَ مِنَ الذُّنُوْبِ الَّتِي تَمْنَعُ غَيْثَ السَّمَآءِ وَ نَعُوْذُبِكَ مِنَ الذُّنُوْبِ الَّتِي تُذِلُّ الأَعِزَّ وَ تُدَلِّلُ الأَعْدَاء, اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ الأحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَقَاضِيَ الحَاجَاتِوَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ , اللّهُمَّ لا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لايَخَافُكَ وَلا يَرْحَمُنَا , اللّهُمَّ انْصُرِ المُجَاهِدِيْنَ الَّذِيْنَ يُجَاهِدُوْنَ فِي سَبِيْلِكَ فِي كُلِّ زَمَانٍ وَمَكَانٍ , اللّهُمَّ أَعِزَّ الإسْلامَ وَالمُسْلِمِيْنَ وَأَذِّلَّ الشِّرْكَ وَالمُشْرِكِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَانْصُرْعِبَادَكَ المُؤْمِنِيْنَرَبَّنَا لاتُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّاب رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Itulah beberapa amalah sunnah yang pernah diajarkan oleh Rasulullah ketika terjadi gerhana. Baik itu gerhana bulan atau gerhana matahari.
Simak dan baca juga niat, keutamaan dan tata cara sholat sunah dhuha pada artikel sholat dhuha ini.
Kita memang dianjurkan untuk melaksanakan beberapa amalan ketika terjadi gerhana. Namun apabila kita tidak dapat mengerjakan kesemuanya, kita bisa melaksanakan beberapa amalan saja. seperti hukumnya, amalan tersebut apabila dikerjakan akan mendapatkan pahala namun ketika tidak dikerjakan pun tidak apa-apa. Semoga bermanfaat.